Sejak Juni 2010, PT Kertas Leces tidak bisa produksi karena pasokan gas diputus akibat dari tunggakan utang sebesar Rp 41 miliar. Akibatnya 2.000 karyawannya nganggur. 2 tahun mati suri, direksi meminta suntikan duit negara sebesar 400 M. Tapi Dahlan menolak sebelum membenahi manajemennya. Direksi Kertas Leces kemudian di rombak. Untuk menghidupi perusahaan bolier-boilernya dialih fungsikan memproduksi listrik lalu dijual ke PLN daripada dipakai untuk menghidupkan mesin-mesin kertas. Setelah hidup, Leces mengantongi kontrak baru senilai 600 M. Ke depan, di era yang semakin paperless, fokus produksinya kemudian diubah, dari kertas budaya (pemakaian sehari-hari) menjadi kertas mulia. Kertas Mulia antara lain digunakan dalam security paper, bahan uang kertas, dan kertas khusus dengan kekuatan tertentu.
Link